Dubes RI untuk Kolombia Ajak MAKSI ke Depan Berperan Lebih Aktif
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Kolombia, merangkap: Antigua dan Barbuda, Saint Christopher dan Nevis, Drs. Priyo Iswanto, MH, menyampaikan orasi ilmiahnya dalam acara penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Beliau di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Penganugerahan gelar tersebut dilksanakan pada tanggal 30 Januari 2021. Judul orasinya adalah Diplomasi Pangan Indonesia: Strategi Mengangkat Reputasi Sawit Dunia dalam Perspektif Pencapaian SDG. Dr. Priyo Iswanto mengajukan konsep SDG+ di mana moralitas menjadi pilar penting yang perlu ditambahkan di samping tiga pilar yang sudah disepakati: ekonomi, sosial dan lingkungan. Meskupun ketujubelas tujuan SDG dapat dicapai namun jika tidak dilandasi dengan moralitas, maka ketamakan, ketimpangan dan ketidakadilan akan tetap terjadi di muka bumi.
Harapan Duta Besar RI untuk Kolombia terhadap MAKSI dituangkan di bagian akhir orasinya, yang secara lengkap berbunyi:
Dalam konteks ini, posisi Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) atau Indonesian Oil Palm Society (IOPS) sangatlah strategis. MAKSI adalah asosiasi profesional ilmuwan penelitian, akademisi, mahasiswa pascasadana yang memiliki minat kuat dalam penelitian dan pengembangan industri hulu dan hilir kelapa sawit di Indonesia. Sebagai asosiasi ilmuwan dan akademisi, MAKSI pedu ikut serta membantu pemetintah dengan menerbitkan hasil penelitian ilmiah tentang sawit yang positif ke kancah internasional melalui jurnal-jurnal bereputasi internasional. Publikasi ilmiah tentang sawit yang positif tersebut sangatlah penting untuk menandingi kampanye hitam melalui hasil iset dan penelitian terkait sawit oleh pasar Eropa.
Untuk sawit, penganugerahan Doktor Honorus Causa kepada Dubes RI untuk Kolombia di Universita Muhammadiyah Malang (UMM) memilik arti yang sangat strategis. Gaung sawit di kalangan akademisi semakin kuat, ketika dalam pidatonya, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan sawit berkelanjutan di Indonesia. Pidato tersebut tentu banyak di dengar paling tidak oleh para dosen dan mahasiswa UMM.